🌩️ Yang Bukan Termasuk Tugas Peserta Adalah
Itulahtadi jawaban dari Yang bukan termasuk dalam unsur drama adalah?, semoga membantu.. Kemudian, Pak Guru sangat menyarankan siswa sekalian untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu TRIBUNNEWS.COM – Ujaran rasis dan persekusi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya pada 16 dan 17 Agustus 2019 lalu menjadi pemicu aksi
6 Mengajar siswa bagaimana cara berhubungan dengan orang lain, dan melatih siswa menjadi orang yang berakhlak mulia. Dalam proses pendidikan, fungsi guru adalah mengajar, mendidik, membina, mengarahkan, dan membentuk watak dan kepribadian siswa sehingga menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan, cerdas, dan bermartabat.
kegiatankegiatan yang bukan termasuk dalam tugas pewartaan adalah . Question from @cindymargaretha38 - Sejarah. Search. Articles Register ; cindymargaretha38 @cindymargaretha38. May 2021 1 15 Report. kegiatan-kegiatan yang bukan termasuk dalam tugas pewartaan adalah rendystya23. Jawaban: 1. Sabda/pewartaan para rasul sebagai daya
Jawaban 1 mempertanyakan: Berikut yang bukan termasuk ciri berita adalah a. teks berita yang di sajikan dengan judul yang menarik diperhatikan
b. suatu teks berita harus merupakan peristiwa yang masih hangat atau baru ( aktual )
c. kalimat dalam teks berita harus sederhana, tidak banyak basa basi
d. kalimat yang di gunakan adalah kalikat
termasuk tugas peserta ialah a.menjaga kelancaran diskusi b.memperkenalkan diri c.mengajukan pertanyaan d.menjaga sikap agar santun karena tugas itu adalah tugas dari peserta diskusi 8. jawaban: c. masuk akal, karena aku baca di internat masuk akal tidak termasuk semoga membantu. Iklan Iklan citraayu11 citraayu11 2.d 3.c 4.d 5
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, yang bukan termasuk pada prinsip penilaian pembelajaran adalah homogen. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Pada saat penilaian guru PJOK menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai terlebih dahulu seperti menyusun desain, pengumpulan data analisis data
RADARSEMARANGID, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam melaksanakan
Pembelajaranyang diterapkan haruslah menyenangkan dan bukan dengan memberikan tugas-tugas yang justru membebani anak. “Padahal pembelajaran yang bermakna itu adalah justru membuat siswa senang, bahagia, apa pun keadaannya, baik di kondisi normal maupun khusus seperti sekarang ini,” ujarnya kepada KORAN SINDO kemarin.
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, berikut ini adalah yang bukan termasuk tugas rasul menipu manusia dengan mengatakan dirinya tuhan. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Manusia pilihan Allah SWT yang diangkat sebagai utusan untuk menyelesaikan firman-firman Nya kepada umat manusia
. Jakarta - Setiap orang pada hakikatnya telah diberikan tanggung jawab, yang telah menjadi bagian dari kehidupan manusianya sebagai kodrat. Namun, belum tentu semua orang dapat mengetahui dan memahami apa sebenarnya arti dari tanggung apa sebenarnya arti dari tanggung jawab itu? Berikut akan dibahas secara lengkap pengertian tanggung jawab, contoh, bentuk, dan jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI merupakan keadaan untuk wajib menanggung segala sesuatunya. Dalam hal ini, jika dijabarkan tanggung jawab adalah kesadaran seseorang akan kewajiban untuk menanggung segala akibat dari sesuatu yang telah dari buku yang diterbitkan oleh Kemendikbud berjudul "Pendidikan Orang Tua Mengembangkan Tanggung Jawab Pada Anak" 2016, menerangkan bahwa sikap tanggung jawab akan terbentuk, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang berasal dari dalam hati dan kemauan sendiri untuk melakukan suatu Tanggung JawabSeperti yang dikutip dari buku yang diterbitkan oleh Kemendikbud berjudul "Pendidikan Orang Tua Mengembangkan Tanggung Jawab Pada Anak" 2016 tanggung jawab terbagi menjadi kepada Tuhan, diri sendiri, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan Tanggung Jawab kepada TuhanManusia merupakan salah satu dari banyaknya bukti makhluk ciptaan Tuhan YME. Rasa tanggung jawab manusia sebagai ciptaan kepada Tuhan adalah dengan selalu bersyukur dan menjaga semua nikmat yang telah diberikan-Nya, serta senantiasa untuk mentaati segala perintah dan menjauhi segala larangan Tanggung Jawab kepada Diri SendiriMenanamkan sikap tanggung jawab pada diri sendiri dapat mencerminkan karakter diri kita. Tanggung jawab dengan diri sendiri, yaitu-Menjaga diri sendiri dari hal-hal yang membahayakan. -Menjaga kebersihan diri -Menjaga kesehatan dan gizi apa yang sudah dijanjikan. -Bertanggung jawab terhadap perkataan dan jawab terhadap keputusan yang menjadi Tanggung Jawab kepada Keluargapola asuh ayah dan ibu Foto ThinkstockBertanggung jawab dalam keluarga adalah dengan selalu menjaga nama baik keluarga, dengan cara-Memelihara kebersihan, kenyamanan, keamanan dalam aturan yang telah ditetapkan bersama-sama. -Bertingkah laku sesuai norma dan aturan yang berlaku dalam keluarga. -Menjaga keharmonisan keluarga dengan saling menyayangi, menghormati, dan Tanggung Jawab kepada Lingkungan dan MasyarakatSebagai makhluk sosial, tentunya kita memiliki tanggung jawab dalam lingkungan bermasyarakat, yang dapat dilakukan di antaranya dengan-Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat, misalnya menjaga kebersihkan lingkungan, menjaga keamanan, dan ketertiban dalam masyarakat. -Tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan/norma yang berlaku. -Berani melaporkan kejadian yang merugikan masyarakat kepada yang berwenang. -Menghargai perbedaan agama, suku, dan Tanggung Jawab kepada Bangsa dan Negara-Menjaga kesatuan dan persatuan tanah air dengan melestarikan bahasa dan seni keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. -Selalu mencintai semua produk-produk buatan dalam dari Sikap Bertanggung Jawab-Selalu untuk menepati janji yang telah melakukan tugas dengan semaksimal mungkin. -Mampu menangung risiko atas ucapan dan komitmen yang tinggi terhadap berkorban. -Jujur dalam melakukan sesuatu. -Berani menangung risiko. -Peduli dengan kondisi lingkungan penjelasan yang sudah dibahas di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap bertangung jawab akan mengajarkan seseorang agar lebih kuat menghadapi segala permasalahan yang didapatkannya dan lebih berhati-hati untuk bertindak dan selalu merencanakan segala sesuatu yang ingin dilakukanya dengan hanya itu, memiliki sikap tanggung jawab, juga akan membuat seseorang akan mudah untuk dipercaya, dihormati, dan dihargai serta disenangi oleh orang lain. Jangan lupa menumbuhkan sikap bertanggung jawab ya detikers! Simak Video "Massa Demo di Kemendikbud Bubar, Lalin di Sudirman Normal" [GambasVideo 20detik] nwy/nwy
Pelatihan kerja adalah sebuah proses yang sistematis untuk mengajarkan atau meningkatkan pengetahuan, keahlian dan sikap, dan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan sehingga karyawan semakin terampil, memiliki tanggung jawab yang lebih baik serta memiliki kinerja yang lebih adalah prosedur formal yang difasilitasi dengan pembelajaran guna terciptanya perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan peningkatan tujuan perusahaan atau organisasi. Pelatihan merupakan instruksional atau experensial untuk mengembangkan pola-pola perilaku seseorang dalam bidang pengetahuan keterampilan atau sikap untuk mencapai standar yang adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien. Program pelatihan adalah serangkaian program yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam hubungannya dengan pekerjaannya. Efektivitas program pelatihan adalah suatu istilah untuk memastikan apakah program pelatihan dijalankan dengan efektif dalam mencapai sasaran yang definisi dan pengertian pelatihan kerja dari beberapa sumber buku Menurut Sulistiyani dan Rosidah 2010, pelatihan kerja adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional dengan tujuan untuk mempertahankan, menjaga, memelihara karyawan dan sekaligus meningkatkan keahlian para karyawan untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Menurut Widodo 2015, pelatihan kerja adalah serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar. Menurut Rachmawati 2008, pelatihan kerja adalah wadah lingkungan bagi karyawan, di mana mereka memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan. Menurut Rivai dan Sagala 2011, pelatihan kerja adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Menurut Bangun 2012, pelatihan kerja adalah adalah proses untuk mempertahankan atau memperbaiki ketrampilan karyawan untuk menghasilkan pekerjaan yang efektif. Menurut Simamora 1997, pelatihan kerja adalah proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja Mangkuprawira 2004, pelatihan kerja adalah sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan Pelatihan KerjaMenurut Widodo 2015, tujuan pelatihan kerja adalah untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, mendukung perencanaan SDM, meningkatkan moral anggota, memberikan kompensasi yang tidak langsung, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah kedaluwarsa kemampuan dan pengetahuan personel, meningkatkan perkembangan kemampuan dan keahlian Undang-undang Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan. Menurut Simamora 1997, tujuan dari pelatihan kerja antara lain adalah sebagai berikut Memperbaiki kinerja. karyawan-karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan ketrampilan merupakan calon utama pelatihan. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih trainer memastikan bahwa karyawan dapat mengaplikasikan teknologi baru secara efektif. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar agar kompeten dalam pekerjaan. Seseorang karyawan baru sering tidak menguasai keahlian dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi job competent, yaitu mampu mencapai output dan standar mutu yang memecahkan masalah operasional. Para manajer harus mencapai tujuan mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan sumber daya seperti kelangkaan sumber daya finansial dan sumber daya teknologi manusia, dan kelimpahan masalah keuangan, manusia dan teknologi. Mempersiapkan karyawan untuk promosi. Salah satu cara untuk menarik, menahan dan memotivasi karyawan adalah melalui program pengembangan karier yang sistematik. Pengembangan kemampuan promosional karyawan konsisten dengan kebijakan sumber daya manusia untuk promosi dari dalam. Pelatihan adalah unsur kunci dalam sistem pengembangan Pelatihan Kerja Pelatihan kerja merupakan sarana yang ditujukan pada upaya untuk lebih mengaktifkan kerja baik karyawan organisasi maupun masyarakat yang dipandang kurang efektif sebelumnya. Melalui pelatihan akan mampu mengurangi adanya dampak negatif yang disebabkan kurangnya pengetahuan, kurangnya kepercayaan diri atau pengalaman yang terbatas dari anggota atau kelompok Rivai dan Sagala 2011, manfaat pelatihan kerja dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikuta. Manfaat untuk karyawan Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan masalah yang lebih efektif. Melalui pelatihan dan pengembangan, variabel pengenalan, pencapaian prestasi, pertumbuhan, tanggung jawab dan kemajuan dapat diinternalisasi dan mendorong dan mencapai pengembangan diri dan rasa percaya diri. Membantu karyawan mengatasi stres, tekanan, frustrasi, dan konflik. Memberikan informasi tentang meningkatnya pengetahuan kepemimpinan, keterampilan komunikasi dan sikap. Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan. Membantu karyawan mendekati tujuan pribadi sementara meningkatkan keterampilan interaksi. Memenuhi kebutuhan personal peserta dan pelatihan. Memberikan nasehat dan jalan untuk pertumbuhan masa rasa pertumbuhan dalam pelatihan. Membantu pengembangan keterampilan mendengar, bicara dan menulis dengan latihan. Membantu menghilangkan rasa takut melaksanakan tugas Manfaat untuk perusahaan Mengarahkan untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap yang lebih positif terhadap orientasi profit. Memperbaiki pengetahuan kerja dan keahlian pada semua level perusahaan. Memperbaiki sumber daya manusia. Membantu karyawan untuk mengetahui tujuan perusahaan. Membantu menciptakan image perusahaan yang lebih baik. Mendukung otentitas, keterbukaan dan kepercayaan. Meningkatkan hubungan antara atasan dan pengembangan perusahaan. Belajar dari peserta. Membantu mempersiapkan dan melaksanakan kebijaksanaan perusahaan. Memberikan informasi tentang kebutuhan perusahaan dimasa dapat membuat keputusan dan memecahkan masalah yang lebih pengembangan promosi dari pengembangan keterampilan kepemimpinan motivasi, kesetiaan, sikap dan aspek yang biasanya diperlihatkan meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas dan kualitas kerja. Membantu menekan biaya dalam berbagai bidang seperti produksi, SDM, dan rasa tanggung jawab terhadap kompetensi dan pengetahuan. Meningkatkan hubungan antar buruh dengan manajemen. Mengurangi biaya konsultan luar dengan menggunakan konsultan internal. Mendorong mengurangi perilaku merugikan. Menciptakan iklim yang baik untuk pertumbuhan. Membantu karyawan untuk menyesuaikan diri dengan menangani konflik sehingga terhindar dari stres dan tekanan Manfaat dalam hubungan sumber daya manusia, intra dan antar grup dan individu Meningkatkan komunikasi antar grup dan individual. Membantu dalam orientasi bagi karyawan baru dan karyawan transfer atau promosi. Memberikan informasi tentang kesamaan kesempatan dan aksi afirmatif. Memberikan informasi tentang hukum pemerintah dan kebijakan internasional. Meningkatkan keterampilan inter personal. Membuat kebijakan perusahaan, aturan dan kualitas moral. Membangun kohesivitas dalam kelompok. Memberikan iklim yang baik untuk belajar, pertumbuhan dan perusahaan menjadi tempat yang lebih baik untuk bekerja dan Pelatihan Kerja Menurut Handoko 2001, berdasarkan metodenya pelatihan kerja dapat diklasifikasi dalam dua jenis, yaitu on the job training dan off the job training. Adapun penjelasan dari masing-masing jenis pelatihan kerja tersebut adalah sebagai berikuta. Metode on the job training On the job training OJT atau In-house training merupakan metode yang paling banyak digunakan perusahaan dalam melatih tenaga kerjanya. On the job training adalah metode pelatihan yang pelaksanaannya dilakukan di tempat kerja. Para karyawan mempelajari kerjanya sambil mengerjakan secara langsung. Dalam metode on the job training terdapat berbagai teknik yang bisa digunakan dalam pelatihan, yaitu sebagai berikut Rotasi Jabatan. Memberikan kepada karyawan pengetahuan tentang bagian-bagian organisasi yang berbeda dan praktik berbagai macam keterampilan manajerial. Pelatihan Instruksi Pekerjaan. Petunjuk-petunjuk pekerjaan diberikan secara langsung pada pekerjaan dan digunakan terutama untuk melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan mereka sekarang. Magang. Merupakan proses belajar dari seorang atau beberapa orang yang berpengalaman, Asistensi dan Intership adalah bentuk lain program magang. Coaching. Penyelia atau atasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada karyawan dalam pelaksanaan kerja rutin mereka. Penugasan Sementara. Penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk jangka waktu yang ditetapkan, karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-masalah organisasional Metode off the job training Off the job training atau external training merupakan metode yang pelaksanaannya dilakukan di luar tempat kerja. Pelatihan dilaksanakan dimana karyawan dalam keadaan tidak bekerja dengan tujuan agar terpusat pada kegiatan pelatihan saja. Pelatih atau instruktur biasanya didatangkan dari luar organisasi. Hal ini dilakukan karena kurang atau tidak tersedianya pelatih dalam perusahaan. Adapun jenis-jenis pelatihan kerja menggunakan metode off the job training adalah sebagai berikut Metode studi kerja. Karyawan yang terlibat dalam metode pelatihan ini diminta untuk mengidentifikasikan masalah-masalah, menganalisis situasi dan merumuskan penjelasan-penjelasan alternatif. Dengan metode kasus, karyawan dapat mengembangkan keterampilan pengambilan playing. Teknik ini merupakan suatu peralatan yang memungkinkan para karyawan peserta pelatihan untuk memainkan peran yang games. Suatu simulasi pengambilan keputusan skala kecil yang dibuat sesuai dengan situasi kehidupan bisnis nyata. Vestibule training. Bentuk pelatihan ini dilaksanakan oleh bukan atasan penyelia, tetapi oleh pelatih-pelatih khusus. Pelatihan laboratorium. Suatu bentuk pelatihan kelompok yang terutama digunakan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan antar pribadi. Salah satu bentuk pelatihannya adalah pelatihan sensitivitas. Program pengembangan eksekutif. Program ini biasanya dilaksanakan dilembaga pendidikan. Organisasi bisa mengirimkan para karyawannya untuk mengikuti paket-paket khusus yang ditawarkan atau bekerja sama dengan suatu lembaga pendidikan untuk mengembangkan secara khusus suatu bentuk penataran, pendidikan atau pelatihan sesuai kebutuhan Pelatihan Kerja Menurut Mangkunegara 2004, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pelatihan kerja, yaitu sebagai berikut Jenis Pelatihan. Berdasarkan analisis kebutuhan program pelatihan yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan pelatihan peningkatan kinerja karyawan dan etika kerja bagi tingkat bawah dan menengah. Tujuan Pelatihan. Tujuan pelatihan harus konkret dan dapat diukur, oleh karena itu pelatihan yang akan diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kerja agar peserta mampu mencapai kinerja secara maksimal dan meningkatkan pemahaman peserta terhadap etika kerja yang harus diterapkan. Materi. Materi pelatihan dapat berupa pengelolaan manajemen, tata naskah, psikologis kerja, komunikasi kerja, disiplin dan etika kerja, Kepemimpinan kerja dan pelaporan kerja. Metode Yang Digunakan. Metode pelatihan yang digunakan adalah metode pelatihan dengan teknik partisipatif yaitu diskusi kelompok, konferensi, simulasi, bermain perandemonstrasi dan games, latihan dalam kelas, tes, kerja tim dan study visit studi banding. Kualifikasi Peserta. Peserta pelatihan adalah karyawan perusahaan yang memenuhi persyaratan seperti karyawan tetap dan staf yang mendapat rekomendasi pimpinan. Kualifikasi Pelatih. Instruktur yang akan digunakan dalam memberikan materi pelatihan harus memenuhi kualifikasi persyaratan antara lain mempunyai keahlian yang berhubungan dengan materi pelatihan, mampu membangkitkan motivasi dan mampu menggunakan metode partisipatif. Waktu Banyaknya Sesi. Banyaknya sesi materi pelatihan terdiri dari 67 sesi materi dan 3 sesi pembukaan dan penutupan pelatihan kerja. Dengan demikian jumlah sesi pelatihan ada 70 sesi atau setara dengan 52,2 jam. Makin sering petugas mendapat pelatihan, maka cenderung kemampuan dan keterampilan karyawan semakin dan Syarat Pelatihan Kerja Menurut Mangkunegara 2004, dalam pengadaan pelatihan kerja terdapat tahapan yang harus di jalan selama proses pelatihan berlangsung, yaitu pengidentifikasian kebutuhan program pelatihan, menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan, menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya, menentukan metode pelatihan seperti apa yang akan dijalankan, kemudian mengimplementasikan segala perencanaan tersebut, dan terakhir mengadakan prinsip-prinsip yang menjadi penentu keberhasilan pelatihan kerja antara lain adalah sebagai berikut Materi yang diberikan secara sistematis dan berdasarkan tahapan-tahapan. Tahap-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Pelatih, pengajar atau pemateri harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan serangkaian materi pelajaran. Adanya penguat reinforcement guna membangkitkan respon yang positif dari peserta. Menggunakan konsep pembentukan shaping khusus menurut Hasibuan 2016, seorang pelatih, pengajar atau pemateri harus memenuhi beberapa persyaratan atau kualifikasi antara lain adalah sebagai berikut Teaching Skills. Seorang pelatih harus mempunyai kecakapan untuk Mendidik atau mengajarkan, membimbing, memberikan petunjuk, dan mentransfer pengetahuannya kepada peserta pengembangan. Communication Skills. Seorang pelatih harus mempunyai kecakapan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif. Personality Authority. Seorang pelatih harus memiliki kewibawaan terhadap peserta pengembangan. Social Skills. Seorang pelatih harus mempunyai kemahiran dalam bidang sosial agar terjamin kepercayan dan kesetiaan dari para peserta pengembangan. Technical Competent. Seorang pelatih harus berkemampuan teknis, kecakapan teoretis, dan tangkas dalam mengambil suatu keputusan. Stabilitas Emosi. Seorang pelatih tidak boleh berprasangka jelek terhadap anak didiknya, tidak boleh cepat marah, mempunyai sifat kebapakan, keterbukaan, tidak pendendam serta memberikan nilai yang PustakaSulistiyani, dan Rosidah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta Graha 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta Pusaka 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta Veithzal dan Sagala, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta Raja Grafindo Sjafri. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Bogor Ghalia 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta Melayu. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Bumi Aksara.
Peserta diskusi turut andil untuk menjaga kelancaran dan kenyamanan diskusi, harus patuh pada tata tertib dan aturan dalam diskusi, berhak mengajukan pertanyaan, pendapat, sanggahan, dan saran dengan memperhatikan etika berdiskusi, seperti memperkenalkan diri sebelum memulai pertanyaan, berbicara ketika dipersilakan, dan bersikap santun dalam bertutur. Oleh karena itu, dari berbagai pilihan jawaban di atas yang bukan termasuk tugas peserta ialah memperkenalkan diri karena seluruh peserta tidak wajib memperkenalkan diri jika tidak dipersilakan berbicara atau mengajukan pertanyaan. Dengan demikian, jawaban yang benar adalah pilihan B.
yang bukan termasuk tugas peserta adalah